Sandro Tonali makin membuktikan diri sebagai satu di antara pemain vital di jantung lapangan tengah AC Milan. Golnya ke gawang Atalanta pada pekan ketujuh Serie A Liga Italia, Senin (4/10/2021) menegaskan kalau sang 'fuoriclasse' (a champion/sang juara) memang mengincar gelar Scudetto bagi Rossoneri. Sandro Tonali ikut andil dalam awal musim terbaik AC Milan sejak musim 2003 04 di mana saat itu mereka mampu memenangkan gelar liga.
Kemenangan di kandang Atalanta membuat Il Diavolo Rosso kini mengoleksi 19 poin setelah tujuh laga awal Serie A, selisih dua poin dari pemimpin klasemen Serie A Liga Italia saat ini, Napoli. Atas kemenangan itu, Sandro Tonali menyebut 'satu satunya tujuan Milan musim ini adalah Scudetto'. Pada laga melawan Atalanta itu, Rossoneri mendominasi di Bergamo hampir sepanjang pertandingan, setelah memimpin selama 28 detik melalui Davide Calabria, kemudian unggul 3 0 melalui Tonali dan Rafael Leao.
Atalanta melakukan comeback terlambat lewat penalti Duvan Zapata karena handball Junior Messias dan sepakan Mario Pasalic. Tetapi skor 3 2 tidak sepenuhnya mencerminkan penampilan keseluruhan kedua tim. “Mungkin setelah gol kedua kami merasa sedikit cemas, tetapi hanya ada sedikit waktu tersisa setelah itu, jadi ketakutan itu tidak berlangsung lama,” kata Tonali kepada DAZN dilansir Football Italia .
“Kami memulai dengan kuat setelah menghabiskan banyak energi di pertengahan pekan Liga Champions. Mungkin kami tidak menyangka memiliki energi sebanyak ini, tetapi kami memberikan segalanya dan kami senang dengan penampilannya,” kata Sandro Tonali. Sejatinya, lawan melawan Atalanta bukan pertandingan mudah bagi Tonali. Dia mendapat tekanan dari suporter tuan rumah berupa cemoohan.
Sandro Tonali dicemooh oleh pendukung Atalanta karena sejarahnya sebagai mantan pemain rival utama mereka, Brescia. “Itu adalah gol melawan klub besar dan itu memiliki arti khusus bagi saya, jadi saya akan selalu mengingatnya. Jika Anda datang ke Bergamo dan unggul 3 0, itu berarti Anda adalah tim papan atas. Kami senang.” Terakhir kali Milan meraih 19 poin dalam tujuh laga awal Serie A adalah ketika mereka memenangkan Scudetto pada 2003 04.
Pun, Tonali tak terlalu memedulikan statistik. Fokusnya jelas, scudetto bagi AC Milan di akhir musim. “Saya masih terlalu muda, saya tidak ingat itu. Satu satunya tujuan Milan musim ini adalah Scudetto,” kata Tonali. Sandro Tonali memang diprediksi menjadi bintang masa depan AC Milan, menggantikan para gelandang legendaris yang pernah membela klub tersebut, Andrea Pirlo dan Gennaro Gattuso.
Golnya ke gawang Atalanta datang berkat kemampuannya membaca pertandingan, skill mumpuni yang dimiliki Pirlo. Kemampuan itu dipadu lewat gaya trengginas Tonali, mirip Gattuso, yang secara konstan memberikan tekanan (pressure) kepada lawan saat menguasai bola. Hasilnya, Sandro Tonali mampu mencuri bola dari pemain bertahan Atalanta, menggiring bola, lalu melepaskan tendangan terarah yang berbuah menjadi gol pada menit ke 42.
Soal kemampuan Sandro Tonali, analis sepakbola FootBall Italia , Matt Santangelo, pernah memberikan ulasan soal apa yang bisa ditawarkan pemain Timnas Italia itu kepada skuad Stefano Pioli musim ini. Seolah melupakan periode berat di AC Milan pada musim lalu, penampilan terakhir Sandro Tonali untuk klub dan negaranya menunjukkan bahwa dia sedang dalam perjalanan untuk mewujudkan potensi sejatinya. Analisis itu secara lugas menyebut, Tonali punya gaya permainan perpaduan dua gelandang legendaris AC Milan, lihai seperti Andrea Pirlo dan trengginas seperti Gennaro Gattuso.
"Seorang pemain yang awalnya dibandingkan dengan Andrea Pirlo, terinspirasi oleh Gennaro Gattuso dan lahir untuk pusat perhatian di skuad Rossoneri, Sandro Tonali mendapat No. 8 di AC Milan musim panas lalu setelah pindah ke San Siro dari Brescia," tulis Santangelo. Milanisti, secara hangat menyambut kedatangannya lantaran sepenuhnya yakin bahwa mereka kini memiliki 'permata' di posisi gelandang di skuad mereka. Tonali langsung mendapat sematan sosok 'fuoriclasse' (a champion/sang juara). Namun, pada awal gabung Milan, Sandro Tonali terlihat belum mendapat tempat utama di formasi inti racikan Stefano Pioli.
Hal itu tergambar dari masuk keluarnya nama Sandro Tonali dalam susunan starting XI AC Milan pada sejumlah pertandingan musim lalu. Sandro Tonali dilaporkan harus berjuang keras untuk menyesuaikan diri di periode awal kehidupan di Milan. "Untuk seorang anak muda, musim debut di Milan merupakan periode tumbuh yang penuh lara. Selama total hampir 1.300 menit di Serie A, pasti ada kilatan kecemerlangan yang ditunjukkan Tonali, tetapi momen juga tidak datang secara mudah," papar Santangelo.
Dari salah operan hingga kesalahan posisi, jelas Sandro Tonali yang saat itu berusia 20 tahun belum cukup beradaptasi dan membutuhkan lebih banyak waktu. Secara sukarela, dia bersedia mengurangi gajinya agar Milan punya neraca keuangan klub yang lebih sehat musim ini. Tonali tampaknya bertekad untuk membuktikan nilainya, mempertahankannya, dan menunjukkan nilainya untuk tujuan besarnya bersama AC Milan, menjadi juara!
Sejumlah laga persahabatan saat pra musim, menunjukkan, Tonali mampu belajar secara cepat dan memperbaiki kekurangan. Seperti pepatah lama, kesabaran adalah suatu kebajikan, dan kesabaran ini sepertinya mulai berbuah berupa transformasi bakat muda yang cemerlang, berjalan dengan percaya diri, dan mewujudkan potensi sejatinya. Memulai musim tanpa gelandang poros ganda Franck Kessie dan Ismael Bennacer, pelatih AC Milan, Stefano Pioli tidak punya pilihan lain kecuali memberi Sandro Tonali peran sungguhan di starting XI.
Nyatanya, keputusan Pioli memberi kepercayaan Tonali terbukti bermanfaat bagi Rosonerri. Tampil lebih aktif dan lebih tampil sebagai kekuatan pendorong, kesediaan Tonali untuk mengambil tanggung jawab tambahan dan memimpin lini tengah terlihat jelas dalam dua pertandingan awal liga Italia Serie A musim ini. AC Milan menang 1 0 atas Sampdoria di laga pedana dan menggasak Cagliari 4 1 di pekan kedua.
Teranyar, sumbangsih satu gol saat Milan menggasak Atalanta 3 2 menjadi bukti sahih peran vital Tonali bagi Rossoneri. "Mobile dan energik, kemampuan bawaan Tonali untuk menutupi celah di sisi pertahanan dan serangan AC Milan, sangat terlihat jelas," kata analis sepakbola FootBall Italia, Matt Santangelo. "Sering kali, ia tampak memulai build up (permainan) dari belakang dalam penguasaan bola, baik mengeksekusi umpan menengah atau sedikit keluar dari skrip dengan membawa bola ke depan dengan lari yang kuat untuk membuka lini tengah," sambung dia.
Saat menggabungkan elemen elemen permainannya dengan kekokohan dan kontrol bola yang ketat, Tonali dianggap mampu menjelma menjadi gelandang yang cukup tahan terhadap tekanan. Dalam hal positioning , Sandro Tonali menunjukkan kualitasnya dalam bertahan. Santangelo melihat, Sandro Tonali punya kemampuan membaca permainan dan serangan lawan sehingga dia mengetahui alur bola untuk kemudian melakukan intersep, cegatan secara cepat.
Dalam sisi penyerangan, Sandro Tonali juga dinilai punya pengaruh sebagai gelandang yang bisa mengacak acak pertahanan lawan lewat umpan umpan sodoran ke para penyerang. Bahkan, hal ini sudah terbukti di level klub dan Timnas, Sandro Tonali juga bisa berperan sebagai pencetak gol. Sebelum jeda internasional, Tonali membuka koleksi golnya untuk Milan lewat sebuah tendangan bebas melengkung yang indah ke pojok atas gawang.
Kemudian, dalam pertandingan pertamanya sebagai kapten Azzurrini (Timnas U 21 Italia) saat melawan Luksemburg, pemain berusia 21 tahun itu mencetak hat trick assist. Sungguh jadi awal musim yang cemerlang bagi Sandro Tonali. Permainan operatif dan ketegasannya untuk mengambil tugas lini tengah menjadi proses pematangan kualitas Tonali.