Pemerintah Malaysia akan melanjutkan rencana vaksinasi heterolog untuk suntikan dosis penguat (booster) vaksin virus corona (Covid 19) dengan menggunakan vaksin yang berbeda dari yang diterima oleh individu pada dosis pertama dan kedua. Pernyataan ini disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Malaysia Khairy Jamaluddin, pada hari Senin. Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (4/10/2021), menanggapi pertanyaan Anggota Parlemen (MP) Beaufort Azizah Mohd Dun, ia mengatakan bahwa pemerintah Malaysia mengizinkan penggunaan dosis booster dengan vaksin berbeda merek.
"Kami mengizinkan vaksinasi heterolog di mana kami mencampur vaksin untuk dosis booster mereka, yang berbeda dari vaksin pertama dan kedua, untuk diluncurkan pada bulan ini. Studi tentang keamanannya pun telah dilakukan dan kami yakin ini aman untuk digunakan," kata Khairy. Perlu diketahui, sebanyak lebih dari 87 persen populasi orang dewasa di Malaysia telah menerima dua dosis vaksin Covid 19. Sarawak mulai memberikan suntikan booster pada bulan ini, menjadikannya sebagai negara bagian pertama yang memulai inisiatif dengan fokus pada kelompok berisiko tinggi berusia 60 tahun ke atas, serta mereka yang memiliki komorbiditas serius.
Pfizer, AstraZeneca dan Sinovac termasuk diantara vaksin yang telah disetujui untuk digunakan dalam program vaksinasi nasional Malaysia. Pekan lalu, pemerintah negara itu mengaku telah memberikan persetujuan bersyarat untuk penggunaan vaksin Sinovac pada remaja berusia antara 12 hingga 17 tahun, selain Pfizer. Sebelumnya pada hari Senin lalu, Khairy mengatakan bahwa mereka yang tidak dapat menerima vaksin Covid 19 karena faktor yang terkait kondisi medis, dapat mengajukan permohonan sertifikat digital khusus atau pengecualian vaksinasi melalui dinas kesehatan kabupaten.
Namun, ia menekankan bahwa mereka tetap harus mendapatkan verifikasi mengenai kondisi mereka dari praktisi medis yang terdaftar. "Sertifikat digital melalui MySejahtera akan diperoleh dalam waktu seminggu jika aplikasi yang diajukan lengkap dan memenuhi persyaratan yang ditentukan," kata Khairy saat sesi tanya jawab di parlemen negara itu. Pada hari Senin, Malaysia mencatat 8.075 kasus baru Covid 19, ini menjadi hari kedua berturut turut yang menunjukkan bahwa kasus baru di negara itu telah turun di bawah angka 10.000.
Saat ini ada lebih dari 2,2 juta kasus secara nasional. Sarawak terus menjadi kontributor tertinggi untuk beban kasus nasional, karena mencatat 1.189 kasus baru. Menanggapi pertanyaan anggota parlemen Semporna Mohd Shafie Apdal tentang meningkatnya beban kasus di Sarawak, Khairy menjelaskan bahwa peningkatan tersebut kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor.
Meskipun tingkat vaksinasi negara bagian tersebut tergolong tinggi, lantaran hampir 90 persen orang dewasa di Sarawak telah divaksinasi secara lengkap. "Ini tidak sepenuhnya dibuktikan oleh penelitian, namun ada masalah terkait menurunnya efek vaksin terhadap virus. Sarawak adalah salah satu negara bagian tercepat yang mendapatkan vaksinasi untuk populasi orang dewasa dan ini mungkin menjadi alasannya," papar Khairy. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah akan memberikan suntikan booster untuk menangani banyaknya kasus positif di Sarawak, khususnya terhadap kelompok lanjut usia (lansia).
"Itulah sebabnya kami akan memulai dengan suntikan booster di Sarawak bulan ini diantara para lansia," pungkas Khairy.